Operasi Rahasia di Kantin Sekolah

“Target terdeteksi! Dua gorengan tinggal satu. Ulangi, tinggal satu!” bisik Doni lewat walkie-talkie buatan dari bekas kotak susu.

“Siap! Agen Sinta bergerak ke lokasi,” balas Sinta, sambil menunduk-nunduk seperti agen rahasia.

Mereka berdua sedang dalam misi paling berbahaya di SMP Nusantara: merebut gorengan terakhir sebelum Pak Satpam datang beli.

Namun musuh mereka bukan sembarangan—Pak Satpam Darto, penggemar gorengan sejati yang selalu muncul tepat waktu.

Doni meluncur cepat ke meja Bu Kantin. Tapi tiba-tiba—krak!—tali sepatunya terlepas, ia hampir jatuh.
Sinta beraksi cepat, mengulurkan uang seribu, tapi Bu Kantin sudah berkata, “Maaf, Nak, barusan dibeli Pak Darto.”

Mereka terpaku. Misi gagal total.

Tapi saat hendak pergi, Pak Darto memanggil, “Hei, kalian dua agen kecil ini… mau bagi dua?”

Doni dan Sinta saling pandang, lalu tersenyum lebar. Gorengan dibagi tiga, dan misi itu resmi jadi legenda. Sejak hari itu, mereka menamai tim mereka:

“Agen Rahasia Kantin (ARK)” — Pelindung Gorengan Nasional.”